Admin,(31/5/2022)
UPTD Pengendalian Penduduk
Wilayah Nagrak dalam upaya penurunan kasus stunting melaksanakan sosialisasi kegiatan Dapur
Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Kegiatan Sosialisasi DASHAT ini dilaksanakan
pada Selasa (31/05/2022) yang berlokasi di Aula Balai Desa Balekambang
Kecamatan Nagrak.
Perwakilan pengurus Kampung KB
Anyelir V yang diwakili oleh Olis Lisnawati selaku Sekretaris dan Ermaningsih
selaku Pembina sekaligus PLKB/PKB turut hadir dalam kegiatan tersebut. Pengurus
Kampung KB Anyelir V menyadari bahwa Kampung KB menjadi basis pengembangan
DASHAT dengan mendasarkan pada realita bahwa di Kampung KB sistem pengelolaan
kegiatan terutama yang terkait dengan program Bangga Kencana umumnya telah
berjalan dengan baik. Adanya Kelompok Kerja (Pokja) dan Kelompok Kegiatan
(Pokgi) serta keberadaan kader BKB, BKR, BKL. UPPKS, dan PIK Remaja menjadi
jaminan bahwa DASHAT yang akan dijalankan berjalan dengan baik. Apalagi
keterlibatan lintas sektor di Kampung KB cukup baik, ditambah dengan dukungan tokoh formal dan non
formal, pemuda dan PKK yang dapat diandalkan.
DASHAT diperlukan
keberadaannya karena saat ini di Indonesia setidaknya ada 8 juta balita yang tidak dapat tumbuh
secara optimal. Yang artinya 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting.
Stunting sendiri disebabkan oleh faktor multi dimensi di antaranya: (1) Praktik
pengasuhan yang tidak baik, (2) Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan
ANC-Ante Natal Care, Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, (3)
Kurangnya akses ke makanan bergizi, (4) Kurangnya akses ke air bersih dan
sanitasi.
Yang menjadi persoalan,
stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak,
tetapi juga berdampak pada psikologis anak. Dalam beberapa penelitian mengenai
stunting dan efeknya pada kondisi psikologis, yang mencuat paling banyak adalah
anak dengan stunting memiliki risiko perkembangan kognitif, motorik, dan verbal
yang kurang optimal. Perkembangan yang kurang optimal tersebut berdampak pada
kapasitas belajar dan prestasi belajar di sekolah pun menjadi kurang optimal.
Kapasitas belajar anak yang tidak optimal dan menurunnya performa pada masa
sekolah, dapat menyebabkan produktivitas dan kinerja saat anak dewasa juga
tidak optimal
Secara umum DASHAT diartikan
sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang
bagi keluarga berisiko stunting (catin, bumil, busui, baduta/balita stunting
terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumberdaya lokal
(termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi
dari mitra lainnya.
Salah satu upaya perbaikan
gizi adalah melalui edukasi dan perbaikan konsumsi pangan ibu hamil, menyusui
dan balita dari berbagai pangan yang tersedia, bergizi dan terjangkau dengan
cita rasa yang sesuai dengan selera mereka. Indonesia kaya akan sumber daya
pangan yang diproduksi, diperjualbelikan dan tersedia di indonesia, yang
sering disebut sebagai pangan lokal
indonesia atau pangan nusantara.
Tujuan pengembangan DASHAT
secara umum adalah meningkatkan kualitas
gizi masyarakat, dalam rangka
mempercepat upaya penurunan stunting melalui pendekatan konvergensi Kampung KB di tingkat desa/kelurahan. Sementara secara
khusus, DASHAT dikembangkan dalam rangka : (1) Sediakan pangan sehat dan bergizi, (2) Memunculkan kelompok usaha keluarga/masyarakat lokal yang berkelanjutan, (3) Tingkatkan
keterampilan kelompok usaha keluarga/masyarakat, (4) Olah,
distribusikan dan pasarkan makanan
bergizi seimbang, (5) Berdayakan
ekonomi masyarakatberbasis sumber daya lokal, (6) KIE gizi dan pelatihan
kepada keluarga risiko stunting.
Hasil yang diharapkan dengan
keberadaan DASHAT selain terpenuhinya kebutuhan
gizi anak stunting, bumil/busui
dan keluarga risiko stunting, juga
diperolehnya pengetahuan dan
keterampilan penyiapan pangan
sehat dan bergizi berbasis sumber
daya lokal. Selain itu meningkatnya kesejahteraan keluarga, melalui keterlibatannya dalam kelompok usaha keluarga/masyarakat yang berkelanjutan.
Kegiatan DASHAT ini dirancang
dalam tiga permodelan, yaitu, “model sosial, pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat
gizi dengan bahan lokal yang sebagian besar kegiatan berupa pemberian makan
gratis kepada kelompok sasaran (ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta,; Model
Komersial yaitu pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi
dengan bahan lokal yang diperuntukan bagi masyarakat umum dengan metode
penjualan dan penguatan KIE tentang makanan sehat. “Model Kombinasi yaitu
pemberdayaan masyarakat untuk menyediakan makanan padat gizi dengan bahan lokal
yang diperuntukan bagi pemenuhan gizi kelompok sasaran serta masyarakat umum
dengan metode penjualan.
DASHAT Model sosial, cocok
diterapkan pada Kampung KB dengan karakteristik kesejahteraan masyarakat
rendah, kasus stunting tinggi dan akses sumber pangan rendah. Sementara untuk
model komersial cocok untuk diterapkan pada Kampung KB dengan karakteristik
kesejahteraan masyarakat tinggi, kasus stunting rendah dan akses sumber pangan
optimal. Sedangkan model kombinasi
antara sosial dan komersial adalah Kampung KB dengan karakteristik
kesejahteraan masyarakat baik, kasus stunting sedang dan akses sumber pangan
berkembang.
Apapun model kegiatan DASHAT
yang dipilih, yang tentu saja disesuaikan dengan kondisi Kampung KB di wilayah
masing-masing, tujuan akhirnya adalah mempercepat penurunan kasus stunting.
Kegiatan DASHAT ini tentu akan melengkapi upaya yang telah demikian beragam
dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting melalui Intervensi Gizi Spesifik yang
ditujukan pada anak dalam 1.000 Hari
Pertama Kelahiran (HPK) dan Intervensi Gizi Sensitif yang ditujukan pada
masyarakat umum dengan pelibatan lintas sektor dan mitra kerja
Ada lima pemangku kepentingan
dalam DASHAT ini antara lain: (1) Masyarakat yakni Keluarga Risiko Stunting dan
Masyarakat Penerima dan Pelaksana
DASHAT, (2) Dunia Usaha sebagai pendukung DASHAT dalam hal donasi natura dan dana, pendamping dan edukasi pengelolaan usaha dan gizi, (3) Perguruan
Tinggi sebagai pendamping dalam hal
pendidikan gizi kepada masyarakat
dan pengelolaan DASHAT, (4) Kader Penggerak Masyarakat sebagai Penggerak dan
Motivator terlaksananya DASHAT di
tingkat RT/RW/Desa (PKK, PPKBD/Sub, Kader lainnya), (5) Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan Petugas sebagai Pembina, Pendamping, Edukator, dan Regulator pelaksanaan DASHAT (BKKBN, OPD PPKB, DINKES, PKB/PLKB, dll).
Tahap kegiatan dalam DASHAT
ini mencakup setidaknya 6 tahap. Mulai dari tahap identifikasi dan pemetaan,
kemudian tahap perumusan, yang dilanjutkan dengan tahap peningkatan kapasitas
melalui pendampingan maupun bimtek. Tahapan selanjutnya adalah tahap produksi
dan pengemasan, tahap distribusi dan penjualan serta tahap Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE).
Sebelum DASHAT dikembangkan di
Kampung KB, diperlukan identifikasi masalah dan potensi yang ada, agar ke
depannya terjamin kelanncaran dan keberlanjutannya. Identifikasi masalah dan
potensi ini setidaknya mencakup empat hal:
Pertama, Kasus Stunting: (1)
Manfaatkan semua sumber data yang ada
(PK21, ePPGBM, e-Posyandu, dlll.), (2) Petakan kasus berdasarkan wilayah (RT/RW, Desa/Kelurahan, (3) Diskusikan dan
tentukan kasus stunting berdasarkan penyebab dan rencana tindakannya.
Kedua, Program Kegiatan
sejenis: (1) Kenali usaha sejenis dalam radius desa atau kecamatan, (2) Upayakan kerjasama agar
lebih efektif dan efisien, (3) Bentuk
Kerjasama dapat berupa tenaga, sumber pangan, pengemasan, pemasaran, dll.
Ketiga, Tingkat Kesejahteraan:
(1) Kenali latar belakang sosial ekonomi
keluarga risiko stunting, (2) Pahami kondisi sosial ekonomi dan budaya wilayah
desa setempat
Keempat, Akses dan
Ketersediaan Sumber Pangan: (1) Petakan berbagai potensi sumber pangan dalam radius desa/kalurahan, kecamatan
dan kab/kota, maupun nasional, berupa korporasi atau perorangan, (2) Sumber pangan
dapat berupa natura dan/atau dana.
Akhirnya terkait dengan
anggaran, DASHAT pendanaannya dapat bersumber dari APBN, APBD, APBDes, CSR
maupun dana mandiri/gotong royong. Pendanaan ini penting untuk menjamin
kegiatan DASHAT dapat berjalan terus dan bermanfaat bagi masyarakat terutama
dalam upaya penurunan kasus stunting khususnya di wilayah Kampung KB Anyelir V Desa
Nagrak Selatan. Semua upaya itu tentu akan dapat diwujudkan apabila disertai
dengan kerja keras dan doa disertai sikap optimis, disiplin, dan semangat untuk berjuang dan mengabdi yang
tinggi.
-Admin kkb_anyelirv Nagrak
Selatan-