Oleh: admin
Sebut saja Yugi Yanto (nama samaran), seorang suami yang baru saja menjadi Ayah dari anak pertamanya. beberapa minggu yang lalu, Istri tercintanya baru saja melahirkan bayi laki-laki nan rupawan.
Pada situasi seperti ini, kebutuhan seksual Yugi Yanto
tidak tersalurkan sebagaimana mestinya. Baginya, waktu masa nipas sang istri terasa
seperti satu abad. Namun, hal tersebut merupakan hal yang wajar dan normal yang
kerap kali menimpa para suami pada umumnya, termasuk Yugi Yanto.
Saat waktu nipas istrinya selesai, itulah saat-saat yang dinantikan oleh Yugi Yanto. Berbagai rencana persiapan pun telah dia lakukan dengan maksimal. Menjaga kebugaran tubuh hampir dia lakukan setiap saat, juga menjaga pola makan dan asupan gizi. Hal penting lainnya yang dipersiapkan adalah berkenaan dengan upaya untuk menentukan jangka waktu kelahiran bagi anak keduanya.
Salah satu upaya untuk menjaga jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat kontrasepsi.
Lalu, seperti apa metode dan jenis alat Kontrasepsi yang dapat digunakan?, yu… baca penjelasannya di bawah ini.
Pilihan metode kontrasepsi bagi pasangan Suami-Istri Pasca Persalinan (KBPP) dan Pasca Keguguran (KBPK) dapat berupa:
1. Metode
Kontrasepsi berdasarkan jangka waktu meliputi: metode kontrasepsi jangka panjang
dan jangka pendek.
2. Metode
Kontrasepsi berdasarkan komposisi meliputi: hormonal dan non homonal.
Catatan: Kedua metode KB PP dan PK di atas baru dapat diberikan apabila klien telah layak setelah melalui penapisan medis.
Jenis pilihan metode kontrasepsi jangka panjang terdiri atas:
a. kontrasepsi
mantap;
b. AKDR;
c. AKBK.
Jenis pilihan
metode kontrasepsi jangka pendekterdiri atas:
a. suntikan;
b. pil;
c. kondom.
Kontrasepsi mantap
terdiri atas:
Pertama, metode operasi wanita atau tubektomi; dan Kedua
metode kontrasepsi pria atau vasektomi;
Jenis pilihan
metode kontrasepsi hormonal terdiri atas:
a. progestin; dan
b. kombinasi, terdiri dari progestin dan esteregon
Jenis pilihan
metode kontrasepsi non hormonal terdiri atas:
a. kontrasepsi mantap;
b. AKDR;
c. kondom; dan
d. metode amenoroe laktasi.
Kontrasepsi
hormonal Progestinterdiri atas:
a. pil;
b. injeksi; dan
c. implan.
Kontrasepsi hormonal
kombinasi terdiri atas:
a. pil;dan
b. injeksi.
Pilihan Per Metode
Kontrasepsi dalam pelayanan KB PP dan PK terdiri atas:
a. Metode Operasi Wanita (MOW);
b. Metode Operasi Pria (MOP);
c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD;
d. Alat Kontrasepsi bawah Kulit (AKBK)/Implan;
e. Suntikan KB;
f. Pil KB;
g. Kondom;dan
h. Metode Amenoroe Laktasi (MAL).
Metode Operasi
Wanita (MOW) meliputi:
a. MOW merupakan metode kontrasepsi mantap bagi pasangan
yang ingin membatasi anak;
b. MOW dilakukan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
FKRTL;
c. MOW bagi ibu bersalin dengan Sectio Caesaria dapat
dilakukan bersamaan disaat bayi dikeluarkan;
d. MOW bagi ibu bersalin dengan persalinan normal,
dilakukan dengan bantuan laparoskopi;
e. MOW dapat dilakukan sebelum 1 minggu pasca persalinan
atau diatas 4 (empat) minggu setelah persalinan;
MOW tidak akan menggangu produksi ASI, sehingga dapat digunakan
bagi ibu yang akan menyusui bayinya.
Metode Operasi
Pria (MOP) meliputi:
a. MOP merupakan metode jangka panjang dengan bagi
pasangan yang ingin membatasi anak dan ditujukan
bagi peran suami;
b. MOP dapat dilakukan kapan saja, di FKTP apabila tersedia tenaga medis yang
terlatih dan peralatan yang memadai.
Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) / IUD meliputi:
a. AKDR merupakan metode pilihan kontrasepsi jangka
panjang;
b. AKDR Cooper T merupakan pilihan metode kontrasepsi non
hormonal dan bekerja secara mekanik;
c. AKDR KB PP/PK dapat dipasang 10 (sepuluh) menit
setelah plasenta terlepas dari rahim;
d. AKDR sebaiknya dipasangkan pada peserta KB sebelum 48
(empat puluh delapan) jam atau diatas 4 (empat) minggu pasca persalinan;
Alat Kontrasepsi
bawah Kulit (AKBK) / Implan meliputi:
a. AKBK/Implan merupakan pilihan metode kontrasepsi
jangka panjang;
b. AKBK/Implan merupakan pilihan metode kontrasepsi
hormonal;
c. AKBK/Implan dapat segera dipasangkan pada ibu sesaat
setelah bersalin;
Suntikan KB meliputi:
a. Suntikan KB adalah metode kontrasepsi jangka pendek;
b. Suntikan KB merupakan pilihan metode kontrasepsi
bersifat hormonal;
c. Suntikan KB progestin 3 (tiga) bulanan baru dapat
diberikan diatas 6 (enam) minggu setelah
persalinan;
e. Suntikan KB kombinasi 1 (satu) bulanan tidak dapat
diberikan pada ibu yang menyusui bayinya, karena akan mengganggu produksi ASI.
Pil KB meliputi:
a. Pil KB adalah metode kontrasepsi jangka pendek;
b. Pil KB merupakan pilihan metode kontrasepsi yang bersifat hormonal;
c. Pil KB progestin (mini pil) dapat segera digunakan pada ibu paca bersalin;
d. Pil KB progestin (mini pil) tidak menggangu produksi ASI sehingga dapat digunakan bagi ibu yang akan menyusui bayinya;
e. Pil KB Kombinasi tidak dapat diberikan pada ibu yang
menyusui bayinya, karena akan mengganggu produksi ASI.
Kondom meliputi:
a. Kondom adalah metode kontrasepsi jangka pendek;
b. Kondom merupakan pilihan metode kontrasepsi barrier;
c. Kondom digunakan pada pria;dan
d. Kondom apabila digunakan secara baik dan benar akan
sangat efektif sebagai alat kontrasepsi.
Metode Amenoroe
Laktasi (MAL) meliputi:
a. MAL adalah metode kontrasepsi alamiah;
b. MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI
secara ekslusif, tanpa pemberian tambahan makanan ataupun minuman apapun
lainnya;
c. persyaratan menggunakan MAL sebagai kontrasepsi
sebagaimana disebutkan ada 3 (tiga) antara lain; 1) memberikan ASI ekslusif, 2)
bayi kurang dari 6 bulan dan 3) ibu belum mendapatkan menstruasi;
d. jika ibu menggunakan MAL (terpenuhi syarat yang ada)
dapat memproteksi sekurangnya selama enam bulan;
e. setelah 6 bulan keatas peserta KB harus
mempertimbangkan penggunaan metode
tambahan.
Bagi Yugi Yanto menjaga jarak
kelahiran begitu penting. Terutama untuk menjaga kesehatan sang istri tercinta.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat memicu risiko bagi istrinya. Sebab,
setelah melahirkan, rahim perlu waktu untuk bersiap sebelum menjalani kehamilan
berikutnya. Sebaiknya, jarak minimal kehamilan adalah 30 bulan atau 2,5 tahun.
Selain persiapan rahim, juga agar ibu punya kesempatan untuk menyusui bayi
selama 2 tahun. Jarak kehamilan terlalu dekat bisa meningkatkan risiko
kehamilan bahkan menyebabkan kematian pada ibu dan janin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
minimum 100 karakter